![]() |
Dok. UKRIM Yogyakarta Peduli Merapi 2010 Foto: @2012 HarNi |
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng dunia yaitu lempeng Samudra Pasifik, lempeng Samudra Hindia-Benua Australia (Indo Australia) dan lempeng Benua Eurasia. Pertemuan ini yang akhirnya menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara rawan bencana di dunia. Ancaman bencana gempa bumi, gunung meletus, tsunami dan banjir menjadi hal biasa.
Untuk itu kesiapsiagaan menjadi faktor utama untuk melakukan penanggulangan bencana. Sinergitas pemerintah, masyarakat dan semua lapisan sangat penting dalam kesiagaan menghadapi bencana alam dalam memperkecil resiko yang ditimbulkan oleh bencana alam tersebut.
Relawan adalah orang-orang yang setiap hadir saat kejadian bencana alam terjadi baik kesiapsiagaan, penanggulangan, hingga pasca bencana. Dalam menuju Indonesia tangguh adalah merupakan sebuah visi menuju Indonesia mempunyai daya antisipasi, kemampuan menghindar, menolak atau kemampuan daya adaptasi dengan lingkungannya dan daya melenting. Kemampuan tersebut adalah menjauhkan masyarakat dari bencana, menjauhkan bencana dari masyarakat, hidup harmoni dengan resiko bencana alam, menumbuh kembangkan dan mendorong kearifan lokal masyarakat dalam penanggulangan bencana. Mengingat karena relawan ini adalah orang yang paling terdekat dengan resiko bencana maka seorang relawan harus mempunyai rasa adaptasi yang tinggi dan jiwa sosial serta kondisi fisik yang mendukung. Selain itu relawan harus mempunyai keahlian mendasar yaitu:
- Kemandirian yaitu relawan mampu untuk menguasai diri, menjaga kesehatan sendiri dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan sendiri dengan tidak merepotkan orang lain.
- Profesionalitas adalah keahlian yang dimiliki oleh seorang relawan karena untuk membantu korban dilapangan tentu relawan mempunyai teknik serta pengetahuan sesuai bidangnya supaya tindakan yang dilakukan itu efektif, misalnya relawan harus mampu mengoperasikan alat komunikasi seperti HT, mempunyai keahlian dibidang tali-temali dan kemampuan untuk melakukakan konseling dll.
- Solidaritas, relawan diharuskan mempunyai jiwa solidaritas dimana seorang relawan mampu kerja sendiri, berkomunikasi dengan rekan relawan serta bisa bekerja dalam tim.
- Senergitas yaitu relawan harus mengikuti aturan dan tunduk dari arahan atasan dalam arti tidak bertindak sendiri atau semaunya saja.
- Akuntabel adalah bertanggungjawab atas tindakan yang dilakukannya
Berdasarkan keahlian dasar yang harus dimiliki oleh seorang relawan, tentu misi sosial dalam hal ini membantu orang-orang yang terkena dampak bencana tidak mudah, namun jika adanya kesiapsiagaan tentu hal demikian terasa gampang untuk dilakukan. Untuk itu menuju Indonesia Tangguh bukanlah hanya upaya dari pihak pemerintah dan LSM yang bergerak dibidang sosial, namun haruslah melibatkan semua lapisan masyarakat. Tentu dalam menyatukan serta memberi pemahaman kepada masyarakat tentang kesadaran akan bagaimana memiliki daya antisipasi, kemampuan menghindar, menolak atau kemampuan daya adaptasi dengan lingkungannya dan daya melenting tentu bukan hal yang mudah, karena masyarakat mempunyai kultur yang beragam. Namun salah satu cara untuk bisa cepat membiasakan masyarakat akan kesiapsiagaan yaitu melalui jalur pendidikan. Melalui jalur pendidikan yaitu sekolah-sekolah, kampus dan komunitas masyarakat lain, ada baiknya pemerintah atau LSM terkait melakukan bentuk-bentuk pelatihan relawan serta menciptakan pos-pos sekolah dan kampus siaga bencana dimana didalamnya melibatkan siswa dan para mahasiswa. Melalui jalur ini besar harapan kesiapsiagaan dimasyarakat lebih cepat tersosialisasikan dan daya menghindar serta menolak resiko bencana lebih dimengerti oleh masyarakat luas, sehingga memperkecil resiko bencana dapat terwujud. @ 2012 Berkati Ndraha