Foto: Chairidani Purnamawati, SH Koordinator Advokasi PKPA Nias saat mendampingi Korban pelecehan Seksual |
Gunungsitoli, 07/05/2013. Harni. Nasib RG (12 tahun) tidak seperti
halnya anak sebayanya. Anak yang lugu ini, masih bisa tertawa dan tersenyum
saat Koordinator Advokasi Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA-NIAS) Chairidani
Purnamawati, SH saat menanyakan kronologis pelecehan seksual yang dialamninya. RG,
mengaku bahwa dirinya bersama-sama dengan keluarganya merantau di Pekanbaru
bahkan dia dilahirkan disana, setelah berumur sekitar 10 tahun dia dijual
ayahnya Ama Fite Gulo kepada Yosefo Halawa
alias Ama Hezi Halawa sebesar Rp.
8.000.000, setelah itu Ama Hezi
memboyong si RG ke pulau Nias di desa Lõlõfaõsõ Kecamatan Lõlõfitumoi Nias
Barat. Selama di rumah Ama Hezi RG diperlakukan sebagai buruh anak untuk mengerjakan kebun
karet milik keluarga A. hezi Halawa.
Pagi-pagi itu saya harus sudah bangun pagi dan berangkat ke kebun menderes karet dengan tubuh mungil dan sempoyongan kegini terkadang saya harus ikat perut supaya rasa laparnya tidak terasa karena saya jarang dikasi makan sama Ama Hezi, ujar anak yang lucu dan lancar berbahasa Indonesia tersebut. Perlakuan Ama Hezi kepada RG tidak hanya sampai disitu, RG mengaku bahwa dia pernah di perkosa oleh Ama Hezi secara paksa dengan mengikat RG, dan hal tersebut terbukti dengan hasil pemeriksaan dokter. Perlakuan Ama Hezi yang diluar perikemanusiaan tersebut membuat RG memberanikan diri untuk lari dari rumah Ama Hezi pada hari sabtu 04/05/2013 dan kemudian melapor ke Polsek Lõlõfitu Moi Nias Barat. Pengaduan RG langsung ditanggapi oleh polsek Lõlõfitu Moi dengan mengamankan RG dan Minggu 05/05/2013 menangkap pelaku pemerkosa anak dibawah umur itu dan langsung membawanya ke Polres Nias.
Sementara pelaku pelecehan seksual tersebut dimintai keterangan di Polres Nias, RG diamankan oleh polres Nias ke Pusat Kajian dan Perlindungan Anak Nias. Menurut Chairidani Purnamawati, SH Koordinator Advokasi PKPA Nias perlakuan yang diterima oleh RG diluar perikemanusiaan. Orang tua RG ini terlalu biadap menjual anaknya kepada Ama. Hezi dan orang tua RG dan pelaku pelecehan seksual itu harus bertanggungjawab terhadap pelanggaran hukum kepada anak dibawah umur, jelas Koordinator Advokasi PKPA Nias. @2013
Berkati
Ndraha