Selamat Datang di Blog Berkati Ndraha untuk Ono Niha terimakasih atas kunjungan anda. punya kritikan dan masukan yang membangun serta tulisan atau artikel silahkan kirim ke email kami harian_nias@yahoo.co.id

Jumat, 12 Agustus 2016

Kemiskinan di Nias Jangan ditutup –Tutupi

Warga Miskin di Kabupaten Nias
salah satu rumah tak layak huni di Desa Lahemo Kec. Gido
Awalnya sebelum melalang buana dan mengenal sebanyak 21 Desa di Wilayah Kecamatan Gido Kabupaten Nias, saya berpikiran bahwa Kecamatan Gido ini salah satu Kecamatan yang sudah cukup maju, masyarakatnya rata-rata cukup sejahtera. 
Namun saat itu saya hanya melihat dari sudut pandang desa-desa yang ada disekitar jalan raya lumayan jarang saya dapatkan warga yang berada dibawah garis kemiskinan dilihat dari sisi keadaan rumah warga, punya kendaraan, anak-anak mereka dapat sekolah dengan layak.Setelah rutin berkunjung dan berinteraksi dengan warga dan berbagai keluhan saya dengar, penglihatan dan anggapan saya sebelumnya itu terbantahkan akan realita yang saya temu dilapangan. Ternyata dari 21 Desa di Kecamatan Gido Kabupaten Nias itu masih menyimpan segudang permasalahan terkait kemiskinan dan keterisoliran.

Jalan rusak di Pulau Nias
Akses Jalan Menuju Desa Olindrawa Sisarahili Kec. Gido Kab. Nias
Misalkan saja, Desa Lasela sepanjang jalan Desa belum ada yang tersentuh aspal dan perkerasan jalan, Desa Olindrawa Sisarahili sepanjang jalanya berlumpur dan tak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, Desa Tulumbaho Salo’o Masalah Jalan dan Jembatan adalah infrastruktur yang belum tersentuh, Desa Ladea orahua Terisolir dengan kondisi jalan rabat beton yang sudah hancur, Desa Sisobahili yang juga sulit terjangkau oleh kendaraan roda dua dan belum dialiri listrik, Desa Akhelauwe dan Loloana’a Gido yang masih bergumul dengan pembangunan pembukaan badan jalan dan telasah yang sampai saat ini belum dapat dilewati kendaraan roda empat serta fasilitas umum yang tak menyentuh masyarakatnya.

Kondisi Jalan Menuju Desa Ladea Orahua

Lalu apa kaitannya keadaan infastruktur Jalan, Penerangan serta fasilitas umum dengan angka kemiskinan?, lalu pemerataan pembangunan itu ada kaitannya dengan penetasan kemiskinan?, sedikit terkejut dengan pernyataan yang disampaikan oleh Drs. Sokhiatulo Laoli Bupati Nias pada acara temu pers yang digelar Pemerintah Kabupaten Nias di kantor Bupati Nias, Desa Ononamolo I Lot, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Jumat (12/8/2016), seperti di beritakan Media online Sanuria.Com,

“selama 5 tahun kepemimpinannya bersama Wakil Bupati Nias, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Nias menurun. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Nias 19,11 persen, dan jumlah tersebut turun menjadi 16,39% pada tahun 2014”. Selain itu juga disampaikan bahwa “Dimana pada tahun 2011, pengangguran di Kabupaten Nias mencapai angka 4,69 persen, dan jumlah tersbeut turun menjadi 0,44% pada tahun 2014”.

Peryataan itu menurut saya tanpa dasar. Kenapa saya katakan demikian? Realitanya dilapangan jelas berbeda. Sepanjang pemerintahan Bupati Nias Sokhiatulo Laoli dan pemerintah sebelumnya tentu desa-desa yang saya sampaikan tadi Infrastruktur utama belum terselesaikan, lalu kapan perekonomian masyarakat didesa-desa tersebut meningkat sementara berapa puluh tahun mereka masih terkendala dengan akses jalan, energi listrik, Pelayanan Kesehatan, dan Pendidikan yang merupakan penunjang utama perekonomian dan kemajuan masyarakat di Desa.

Hal yang perlu kita pahami adalah saya sedang berbicara tentang keadaan masyarakat di pedesaan Kecamatan Gido yang merupakan termasuk Kecamatan tertua di kabupaten Nias, lalu jika bercermin dari Kecamatan Gido, kira-kira kita dapat bayangkan bagaimana di Kecamatan dan di Desa lainnya seperti Kecamatan Ma’u, Kecamatan Somolo-molo, Ulu Gawo, Boto Muzoi, dll.

Disana masyarakat masih bergumul dengan akses jalan, berkilo-kilo meter mereka memikul getah karet dan hasil pertanian lainnya, anak-anak mereka masih berjuang untuk sekolah dan belajar dengan bantuan cahaya lampu teplok, ibu hamil mesti digotong berkila-kilo untuk sampai pada faskes tingkat pertama dan tak jarang mereka meninggal ditengah jalan, bahkan tak sedikit dari mereka yang bergumul akan kebutuhan primer, seperti rumah tak layak huni, mahalnya harga kebutuhan pokok dll.
Warga Desa Sisobahili Kec. Gido Kab. Nias, memikul berkilo-kilo meter segala kebutuhan dan hasil pertanian

Desa yang sudah cukup maju infrastrukturnya justru banyak mendapatkan pembangunan, sedangkan beberapa desa terisolir ini sama sekali tak tersentuh. Kita coba lihat konsep pembangunan yang direncanakan oleh Presiden Jokowi sebagaimana dituangkan dalam 9 Nawa Cita kepemimpinan Jokowi-Jk, salah satunya adalah “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”, 

Hal ini adalah strategi pembangunan yang sangat tepat, karena konsep ini sadar betul jika Indonesia itu bukan hanya Kota Jakarta, Kota Surabaya, Medan, Bandung, dan Kota yang sudah maju lainnya, tetapi gambaran Ketertinggalan Indonesia yang sebenarnya itu hanya dapat dilihat dari pinggiran yang selama ini dipandang sebelah mata.

Konsep membangun Indonesia dari Desa ini sadar betul jika pergerakan ekonomi itu mesti dimulai dari desa pinnggiran, dengan Desa-desa dan daerah tertinggal ini maju maka secara otomatis perkembangan ekonomi di Pusat-pusat kota akan semaki lebih meyakinkan, sehingga pemerataan pembangunan yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan tersebut akan selalu beriringan.

Warga Desa Somi Botogo'o bergotong royong bangun Infrastruktur Jalan Desa

Nah... dengan itu, saya meyakini bahwa selama Desa-desa terisolir ini yang merupakan wilayah pinggiran dikabupaten Nias, infrastrukturnya belum beres saya yakin peningkatan perekonomian masyarakat yang merupakan faktor utama penetasan kemiskinan tidak akan tercapi. 

Sehingga Saya duga data yang disampaikan itu, sampelnya belum tepat, saya curiga pengambilan sampelnya dilakukan kepada masyarakat sekitar jalan provinsi dari Kecamatan Bawolato hingga Kecamatan Gido perbatasan Kota Gunungsitoli.

Harapannya Konsep pembangunan dari pinggiran ini menjadi konsep pembangunan Pemerintah Kabupaten Nias dalam segala bidang, tak terlena dengan data yang belum tentu akurat, pemerintah mesti banyak mengekspor lebih dalam permasalahan utama yang dialami oleh masyarakat di pedesaan, jangan hanya terfokus pada beberapa wilayah saja namun pemerataan pembangunan bagi desa-desa terisolir ini segera diwujudkan agar peningkatan ekonomi masyarakat dapat sejalan dengan baik, dan angka kemiskinan dengan sendirinya akan menurun dan terbukanya lapangan kerja di desa-desa. 

Berkati Ndraha, Pendamping Desa P3MD Sumut @2016