Selamat Datang di Blog Berkati Ndraha untuk Ono Niha terimakasih atas kunjungan anda. punya kritikan dan masukan yang membangun serta tulisan atau artikel silahkan kirim ke email kami harian_nias@yahoo.co.id

Jumat, 07 September 2012

Anak adalah Titipan Tuhan

Foto Keceriaan Anak-anak Nias
Foto: @2012 HarNi

Gunungsitoli, HarNi: Kehadiran seorang anak didunia ditengah-tengah keluarga adalah anugerah terbesar dan peluang emas yang mulia dari Tuhan. Anak tidak pernah mengkehendaki untuk memilih dari rahim ibu siapa dia akan dilahirkan, dari keluarga siapa, dan di daerah mana. Untuk itu sebagai orangtua yang dipercayakan untuk diberi anak harus bertanggungjawab penuh dengan anak, membekali dan merawatnya dengan penuh hati. Maka ironisnya jika kita sering mendengar dan melihat anak terlantar dan tidak terurus.

Di Indonesia khususnya di kepulauan Nias, kekerasan terhadap anak kerap kali terjadi, eksploitasi terhadap anak, kekerasan seksual, ajang mengekspresikan kemarahan atau emosi yang menghambat perkembangan emosional anak, memanfaatkan anak untuk kepentingan ekonomi dengan mempekerjakan anak jadi buruh dan anak jalanan, perlakuan salah, diskriminasi bahkan tindakan-tindakan yang tidak manusiawi yang menyebabkan anak terabaikan masa pertumbuhannya, pendidikannya dan hak-hak anak. Meskipun secara undang-undang Hak anak dilindungi oleh negara namun kekerasan dan pelanggaran hak anak kerap kali masih terjadi.
Peran orangtua dan keluarga yang sangat diperlukan dimana orangtua dan keluarga menjadi orang utama yang bertanggungjawab atas perkembangan dan pertumbuhan seorang anak, supaya kelak anak tidak menjadi korban dari pelanggaran Hak anak dan anak sebagai titipan Tuhan kelak bisa dipertanggungjawabkan dihapan Tuhan. Ada peribahasa Nias mengatakan “Lö sindroro sitenga khönia, lö sangehao sitenga so’ono, lö samemondri namo da’I, lö samegö na’olofo” artinya (tak adan orang yang menjaga atau bertanggungjawab penuh terhadap sesuatu yang bukan miliknya, tak ada yang memperbaiki selain orangtua kita sendiri, tak ada yang memandikan jika berdaki dan tak ada yang memberi makan jika lapar). Dari peribahasa tersebut tersirat sebuah makna bahwa dari dulu orangtua kita di Nias ini, telah mempunyai wawasan mengenai menjaga buah hati adalah tanggungjawab penuh oleh orangtua anak. Meskipun ada orang lain, tak sebanding dengan orang tua yang sebenarnya. Lalu bagaiman dengan orangtua angkat? Menurut saya itu adalah sebuah prinsip dan pemahaman  sebagai orang tua angkat dalam memahami betul bahwa menjaga, memelihara, mendidik dan membesarkan anak adalah berkat dan kepercayaan terbesar dari Tuhan bagi seorang orangtua angkat meskipun itu bukan anak kandungnya. Jadi kebaikan dan keberhasilan titipan Tuhan itu, ada ditangan orangtua dan lingkungan sosialnya.
Harapan kita bersama para orangtua dan kita semua, khususnya di Kepulauan Nias maupun secara umum, mengerti betul untuk menjadi seorang ayah dan ibu yang bijak dan baik terhadap anak-anak kita, serta menghargai hak mereka sebagai anak dan menjauhkan serta melindungi mereka dari tindakan-tindakan yang tidak manusiawi. Karena anak-anak adalah harapan dimasa depan dan pemberi makna kehidupan sebagai insan ciptaan Tuhan yang dititipkan kepada kita untuk dijaga, dipelihara dan dibimbing serta membuatnya berhasil seturut jalan Tuhan, dan yakin upahmu besar di surga. @ 2012 Berkati Ndraha