![]() |
Perima Waruwu Penderita gizi buruk |
Hampir setahun yang lalu, ayah
dari Aline Waruwu (13), Perima Waruwu (11), Nofeli Waruwu (10), Aloniyus Waruwu
(7), Afilman Jaya Waruwu (3) dan Mei Alfin Waruwu (1) meninggal dunia dengan gantung
diri di kebun. Sejak itu Merina Gulo (40) ibu dari ke enam anak ini menyandang
status sebagai janda dan berupaya keras untuk menafkahi anak-anaknya yang masih
kecil dengan menderes karet milik orang lain.
Keluarga yang tinggal di desa
Lasara Siwalubanua Kecamatan Ma’u Kabupaten Nias ini sangat memprihatinkan, biasanya
jika musim hujan mereka hanya mengkonsumsi pisang yang diminta dari tetangga
mereka. Nasi tanpa lauk adalah makanan yang sangat istimewa bagi Mei Alfin
Waruwu anak yang lahir satu minggu sebelum ayahnya gantung diri.
Aline Waruwu dan Nofeli Waruwu yang
baru pulang sekolah harus memasak pisang untuk makan siang, sedangkan Aloniyus
dan Afilman menjaga adeknya yang masih bayi, tak kala Jika adik mereka nangis
dan lapar Aloniyus memberikan dot berisi air putih sambil menunggu ibu mereka
pulang dari kebun karet untuk diberi asi.
Merina Gulo yang akrab di panggil
Ina Fa’a mengatakan bahwa mereka tidak punya apa-apa lagi, selain rumah peninggalan orangtua suaminya, kebun pun telah
habis terjual untuk membayar utang-utang mereka. Yah..... kami hidup dengan
mengandalkan hasil pekerjaan saya yang tak seberapa dan dari belas kasih
tetangga yang merelakan kami mengambil buah pisang di kebun, hidup kami sangat
susah, katanya sambil menyusui anaknya Mei Alfin.
“Belum lagi kondisi anak saya Perima
Waruwu yang sejak lahir sangat lemah sekarang umurnya sudah sebelas tahun tapi
dia tidak dapat duduk apalagi berdiri, berat badannya cuma sembilan kilogram. Selama
ia sakit kami tidak pernah dibawa berobat ke rumah sakit karena tidak ada
biaya, jangankan dapat berobat, untuk beli beras saja susahnya setengah mati,
ditambah lagi dengan keadaan setelah suami saya meninggal dunia hidup kami
tambah susah, ujar Ina Fa’a.
Mendengar informasi tentang
keluarga ini melalui informan di media sosial, Bapak Idealisman Dachi menyampaikan
kepada tim Ratapan Ministries (RM) untuk melihat keadaan keluarga ini dan
membawa Perima Waruwu untuk ditangani secara medis, juga untuk perbaikan gizi.
![]() |
Perima Waruwu dibawa ke Gunungsitoli |
Sabtu, (11/04/2015), Tim RM
langsung terun kelapangan dengan menempuh
medan yang cukup parah, jalan onderlagh dan rambat beton hanya dapat dilalui
oleh kendaraan roda dua itupun harus ekstra hati-hati. Setelah melewati
tanjakan dan penurunan rambat beton yang licin akhirnya RM sampai di desa
Lasara Siwalubanua Kecamatan Ma’u dan melihat kondisi keluarga tersebut.
Setelah menyampaikan kepada
keluarga dan melapor kepada Kepala Desa setempat, dengan menyewa jasa Ojek yang
sudah terbiasa melalui jalan tersebut, Perima Waruwu akhirnya bawa ke Gunungsitoli
untuk berobat di tempat praktek dokter spesialis anak. Rencananya pasien akan
di inapkan di RSUD Gunungsitoli namun, Ina Fa’a tidak dapat menunggu anaknya di
rumah sakit lantaran tidak ada yang akan memantau dan menafkahi ke lima anaknya
yang tinggal di kampung.
Dengan bekerjasama dengan Klara
Duha. Osf, akhitnya RM menitipkan pasien untuk tinggal di panti karya Faomasi
dan sekalian pemulihan gizi dan pengobatan dapat tertangani di Klinik Pratama
St. Margaretha.
RM dan Bapak Idealisman Dachi
berkomitmen untuk membantu keluarga ini, dimana rencana minggu depan kebutuhan
dasar untuk keluarga Ina Fa’a akan diberikan untuk meringankan beban keluarga,
sementara pengobatan terhadap Perima Waruwu akan berjalan, mohon dukungan
doanya.